‘’ Pentingnya Remaja Menjaga Kesehatan Reproduksi Sebagai Upaya Pencegahan Kehamilan Tidak Di Inginkan ( KTD ) Dan Penyakit Menular Seksual ( PMS )’’


ARTIKEL REMAJA
Oleh    : Nelis Syafaah          
NPM   : 1713034017
Prodi   : Pend. Geografi Universitas Lampung
                                               
‘’ Pentingnya Remaja Menjaga Kesehatan Reproduksi Sebagai Upaya  Pencegahan Kehamilan Tidak Di Inginkan ( KTD )  Dan Penyakit Menular Seksual ( PMS )’’
Pengertian kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. 
Sedangkan kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Mengapa Kesehatan Reproduksi Remaja Sangat Penting?
Untuk menghindari penyakit-penyakit yang tidak diinginkan seperti KTD dan PMS kita haruslah menjaga kesehatan reproduksi.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, Banyak sekali life events yang akan terjadi yang tidak saja akan menentukan kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya sehingga menempatkan masa ini sebagai masa kritis.  
Di seluruh dunia anak-anak remaja baik laki-laki maupun perempuan mengalami berbagai masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), penyakit menular seksual (PMS) termasuk infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Menurut World Health Organization (WHO) setengah dari infeksi HIV di seluruh dunia terjadi pada orang muda yang berusia di bawah 25 tahun. Kurang dari 111 juta kasus infeksi menular seksual diderita oleh kelompok usia di bawah 25 tahun. Remaja memang sangat berisiko tinggi terhadap PMS termasuk HIV& acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), karena terbatasnya pengetahuan mereka tentang HIV&AIDS dan pencegahannya. Setiap 5 menit remaja atau kaum muda di bawah usia 25 tahun terinfeks HIV dan setiap menitnya 10 wanita usia 15-19 tahun melakukan aborsi tidak aman. Hasil sebuah studi menyatakan bahwa lebih dari 500 juta usia 10-14 tahun hidup di negara berkembang, dan rata-rata pernah melakukan 111 hubungan suami istri (intercourse) pertama kali di bawah usia 15 tahun. Kurang lebih 60% kehamilan yang terjadi pada remaja di negara berkembang adalah tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) dan 15 juta remaja pernah melahirkan.

Pengetahuan Dasar Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
Sebagai pengenalan terhadap kesehatan reproduksi dasar, remaja harus mengetahui beberapa hal di bawah ini:
1.      Pengenalan tentang proses, fungsi, dan sistem alat reproduksi
2.      Mengetahui penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, serta dampaknya pada kondisi kesehatan organ reproduksi
3.      Mengetahui dan menghindari kekerasan seksual
4.      Mengetahui pengaruh media dan sosial terhadap aktivitas seksual
5.      Mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi, terutama membentuk kepercayaan diri dengan tujuan untuk menghindari perilaku berisiko.
Cara menjaga organ reproduksi, diantaranya:
  • Pakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab.
  • Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat
  • Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari
  • Bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus tidakmasuk ke dalam organ reproduksi.
  • Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual serta menurunkan risiko kanker penis.
Perubahan fisik, psikis, dan emosi remaja pada masa pubertas dapat membuat remaja lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku seksualnya. Sementara itu, pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru menjadi penting dalam mendampingi remaja mencari dan menemukan informasi kesehatan reproduksi yang tepat.

Referensi

Komentar

  1. Terima kasih ilmunya bermanfaat

    BalasHapus
  2. Semoga bisa bermanfaat blognya kak ::

    BalasHapus
  3. Semoga bisa bermanfaat blognya kak ::

    BalasHapus
  4. Terima kasih kak sangat bermanfaat informasinya

    BalasHapus
  5. Wah sangat bermanfaat sekali ini

    BalasHapus
  6. Makasih kak atas informasinya, sangat bermanfaat😊

    BalasHapus
  7. menarik sekali materi nya mbak, keren :)

    BalasHapus
  8. Perlu banget nih pengetahuannya thanks gan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah struktur tanah