makalah struktur tanah
STRUKTUR TANAH
Oleh
:
NELIS
SYAFA’AH
NPM
: 1713034017
Mata
kuliah : Geografi Tanah
Dosen
: Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2017/2018
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “jenis-jenis awan dan
gambarnya”.Penyusun mengucapkan terima
kasih kepada Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku dosen pembimbing mata
kuliah meteorologi dan klimatologi yang
telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan penyusun pada
khususnya
Bandarlampung, 26 September 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL......................................................................................
KATA
PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR
ISI..................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN..............................................................................
A.
Latar Belakang................................................................................
B.
Rumusan Masalah............................................................................
C.
Tujuan Penulisan..............................................................................
BAB
II PEMBAHASAN...............................................................................
A.Pengertian
Dan Definisi Struktur Tanah .........................................
B.Struktur Tanah............................................................................................
BAB
III PENUTUP.......................................................................................
A. Simpulan..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kehidupan
sehari-hari tanah tidak terlepas dari pandangan, sentuhan dan perhatian kita.
Kita melihatnya menginjaknya,menggunakannya dan memperhatikannya. Kita
bergantung dari tanah dan sebaliknya tanah-tanah yang baik dan subur tergantung
dari cara kita menggunakannya.
Tanah
merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi yang sangat penting
bagi makhluk hidup. Tanah menjadi sangat penting karena tanah menyediakan
unsur hara, seperti mineral, bahan organik, air dan udara bagi tumbuhan untuk
proses fotosintesis. Tanah
merupakan satu rantai di antara sistem tubuh alam yang keberadaannya
tidak dengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaannya sangat
dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti bahan induk, iklim,
topografi atau relief, vegetasi atau organisme,manusia dan waktu.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik
tanah yang terbentuk dari komposisiantara agregat (butir) tanah dan ruang
antaragregat. Struktur tanah dapat dibagi dalam struktur makro dan mikro.
Struktur makro/struktur lapisan bawah tanah adalah penyusunan agregat-agregat
tanah satu dengan yang lainnya sedangkan struktur mikro adalah penyusunan butir-butir
primer tanah ke dalam butir-butir majemuk/agregat-agregat yang satu sama lain
dibatasi oleh bidang-bidang belah alami. Sruktur tanah merupakan
gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran atanah. Gumpalan ini terjadi
karena butir-butir pasir, debudan liat terikat satu sama lain oleh perekat
seperti : bahan organic, oksida besi dll. Didaerahcurah hujan yang tinggi
umumnya ditemukan struktur tanah remah atau gramuler dipermukaan dan
gumpal dihorison bawah. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasacair,
dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah
tergantungdari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut
sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran
apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udaradan pori berukuran kecil
(mikropori) terisi air
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian dan definisi struktur
tanah ?
2.
Bagaimana struktur tanah ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui Pengertian dan definisi struktur tanah
2.
Untuk mengetahui struktur tanah
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian struktur tanah
Struktur
tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat
dari hasil proses pedogenesis.
Struktur
tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif
disusun satu sama lain.
Pengertian
menurut para ahli :
· Menurut
Utomo (1985), struktur merupakan susunan partikel-partikel dalam tanah yang
membentuk agregat-agregat serta agregat Satu dengan yang lainnya dibatasi oleh
bidang alami yang lemah. Struktur tanahsangat dipengaruhi oleh perubahan iklim, aktivitas biologi, dan proses
pengolahan tanah dan sangat pekat terhadap
gaya-gaya perusak mekanis dan fisika-kimia.
·
Syarief (1989) berpendapat bahwa
struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting, karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, memengaruhi sifat dan keadaan tanah seperti:
gerakan air dan aerasi, tata air, pernafasan akar tanaman serta penetrasi akar
tanaman ditentukan oleh struktur tanah Tanah yang berstruktur baik akan mampu
membantu berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan tanaman secara optimal,
sedangkan tanah yang bertekstur tidak baik menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
tanaman.
·
Notohadiprawiro (1999) mengemukakan
bahwa struktur tanah merupakan susunan keruangan yang membentuk pola keruangan.
·
Menurut Hillel (1980), struktur tanah
merupakan penyusunan dan organisasi partikel dalam tanah. Tiga hal penting yang
harus diperhatikan dalam struktur, yaitu : partikel tanah, ruang pori, dan
bahan penyemen.
B.
Struktur
tanah
1. Mekanisme pembentukan tanah
Struktur dapat mulai berkembang
dari butiran tunggal atau dari bentuk masif. Apabila berasal dari
butiran-butiran tungal, maka perkembanganya di mulai dari pengikatan
partikel-partikel tanah membentuk cluster ( gerombol ) yang kemudian menjadi
ped ( gumpal tanah). Lima mekanisme utama
yang menyatukan partikel-partikel ini meliputi :
·
Aktivitas penetrasi akar pada saat
berkembang
·
Pergerakan air yang mengikuti arah
perkembangan akar menyebabkan terjadinya pengikisan dan pemecahan tanah yang
kemudian memicu pembentukan ped
·
Aktivitas keluar masuknya fauna tanah
·
Pembasahan dan pengeringan yang
merenggangciutkan partikel-partikel
·
Pencairan dan pembekuan yang juga
merenggangciutkan paartikel-partikel
Stabilitas ped yang terbentuk (
juga agregat ) tergantung dua kondisi yaitu :
v Keutuhan
tanah permukaan ped pada saat rehidrasi
v Kekuatan
ikatan antar koloid-partikel di dalam ped pada saat basah
Secara umum terdapat tiga kelompok
bahan colonial ( partikel berdiameter <1 mikrometer) yang bertindak sebagai agen
perekat . partikel-pertikel dalam proses pembentukan agregat tanah, yaitu :
1)
Minera-mineral liat koloidal
2)
Oksida-oksida besi dan mangan koloidal
3)
Bahan orgnik koloidal, termasuk hasil
aktivitas dan perombakan-perombakan sel-sel mikrobia.
2. Tipe struktur tanah
Di bawah ini dalah Tipe utama
struktur tanah :
1.
Tipe lempeng
Bentuk struktur ini dicirikan oleh
pped yang sumbu mendatarnya jauh lebih panjang daripada sumbu cacaknya, dengan
nisbah berkisar antara 3:1 sampai 10:1. Sumbu cacaknya mempunyai kisaran ukuran
<1 mm sampai >10 mm.
2.
Tipe prismatic
Bentuk struktur ini dicirikan oleh
ped yang sumbu mendatarnya lebih pendek daripada sumbu cacaknya, dengan nisbah
berkisar antara 1:2 sampai 1:5. Sumbu mendatarnya yang mencirikan garis tengah
prisma berkisar dari <1 mm sampai >10 mm. tipe struktur prisma ini dibagi
menjadi dua sub tipe, yaitu Prisma ( tudung tidak membulat) dan kolumnar (
tudung membulat).
3.
Tipe kubus
Bentuk struktur ini dicirikan oleh
ped yang sumbu mendatarnya setara panjangnya sumbu cacaknya, dengan ukuran
berkisar dari 1 mm sampai >5 cm.
Tipe struktur kubus ini dibagi
menjadi dua subtype yaitu : 1. Kubus sub-angular ( mempunyai permukaan paduan
antara membulat dan datar dengan bidang cacaknya umumnya membulat). 2. Kubus
angular ( dibatasi oleh bidang saling memotong dengan sudut tajam ).
4.
Tipe butiran
Bentuk struktur ini dicirikan oleh
ped berbentuk kurang lebih membulat dengan keadaan permukaan umumnya kasar.
Kisaran ukuran garis tengah ped tipe ini adalah <1 mm sampai >1 cm.
Tipe struktur granular ini dibagi
menjadi dua subtype, yaitu : butiran (tidak sarang) dan crumb (sangat sarang).
3. Kelas struktur tanah
Kelas struktur tanah menunjuk pada
ukuran garis tengah rata-rata ped yang menjadi bagian terbesar dari suatu
bungkah tanah. Sebagai satuan klasifikasi, setiap kelas struktur tanah mewakili
suatu sub divisi taksonomik tipe struktur dan mewakili suatu grup spesies suatu
tipe struktur tertentu yang dicirikan oleh ped berukuran setara. Setiap tipe
struktur tanah dibagi menjadi beberapa kelas yang sama, namun Ciri-ciri dari
kelas yang sama, namun ciri-ciri dari kelas yang sama akan berbeda.
Kelas ukuran ped :
1.
Sangata halus atau sangat tipis <1 mm
2.
Halus atau tipis 1-2 mm
3.
Medium 2-3 mm
4.
Kasar atau tebal 5-10 mm
5.
Sangat kasar atau tebal > 10 mm
4. Mutu struktur tanah
Mutu struktur tanah menunjuk pada
martabat nisbi, yang dikendalikan oleh kemantapan nisbi ped ( durabilitas ped )
dan oleh kemudahanya untuk saling memisah ( adesivitas ped ). Durabilitas ped
dikendalikan oleh kekuatan adesi jarak primer didalam ped itu, sedangkan
kemudahan pisah antar ped dikendalikan oleh adesi atar ped bersebelahan. Jadi
mutu struktur itu dikendalikan oleh adesi antar ped dan kohesi diantara
jarah-jarah dalam suatu ped.
Nikiforoff (1941) menyusun konsep
mutu struktur tanah berdasar pengenalan paduan khusus mutu durabilitas ped dan
derajat kemudahan pisah antar ped. Berdasarkan konsep ini maka mutu struktur tanah dibagi menjadi 5 kelas
yaitu :
1.
Struktur tanah mutu 1
Dicirikan oleh ped lunak, tidak
mantap, penyemenan lemah, tertaut kuat dengan ped lain. Nisbah kekuatan adesi
dalam ped dengan antar ped mendekati 1:1. Struktur mutu 1 ini umum dijumpai
pada tanah berstektur ringan.
2.
Struktur tanah mutu 2
Dicirikan oleh ped dengan
penyemenan sedang, tertaut dengan adesi kuat, atau ped dengan penyemenan
lemahdan saling tertaut dengn adesi sedang. Paduan tipe pertama umum ditemui
pada tanah berstekstur sedang, seperti galuh debu, sedang tipe kedua merupakan
cirri tanah bertekstur ringan.
3.
Struktur tanah mutu 3
Dicirikan oleh salah satu paduan
berikut :
a.
Ped teguh, tersemen kuat dengan adesi
antar ped kuat
b.
Ped tersemen sedang, saling tertaut
dengan adesi sedang
c.
Ped tidak mantap, lunak, tersemen lemah,
saling tertaut dengan adesi lemah.
Paduan pertama umum ditemui pada
tanah bertekstur berat, seperti : geluh berdebu dan lempung, paduan kedua umum
ditemui pada tanah bertekstur sedang, dan paduan tiga banyak di temui di tanah
bertekstur ringan.
4.
Struktur tanah mutu 4
Dicirikan oleh :
1.
Durabilitas ped kuat dan adesi antar ped
sedang, banyak ditemui pada tanah bertekstur berat
2.
Durabilitas ped sedang dan adesi antar
ped lemah, banyak ditemui pada tekstur cukup berat seperti : geluh lempung dan
geluh debu.
5.
Struktur tanah mutu 5
Dicirikan oleh durabilitas kuat dan
adesi antar ped lemah. Ped-pednya teguh dan cukup kompak serta mudah
dipisahkan. Ped mutu 5 ini banyak ditemui pada tanah bertekstur halus. Pada
tanah bertekstur geluh dan geluh berpasir atau tanah bertekstur ringan, tidak
memperlihatkan pengembangan mutu ini oleh karena kekurangan bahan koloid
penyemen.
Soil Survey Staff ( 1975 ) membagi
mutu struktur tanah menjadi 4 kelas mutu yaitu :
1.
Tidak berstruktur
Dicirikan oleh tidak terlihatnya
agregasi atau terlihat adanya agregasi tanpa memperlihatkan bidang belah alami.
2.
Struktur lemah
Ped terbentuk sangat buruk dan
batas-batasnya tidak tegas. Jika direpih
akan hancur menjadi suatu campuran sediikit ped utuh, bebrapa ped remuk dan
banyak bahan tidak teragregasi. Kelas ini dapat dibagi lagi menjadi dua sub
kelas yaitu : sangat lemah dan agak lemah.
3.
Struktur sedang
Mempunyai ped tegas, terbentuk bsik. Jiks direpih sksn
hancur menjadi suatu campuran : banyak ped tegas dan utuh, beberapa ped patah
dan sedikit bahan tidak tidak teragregasi.
4.
Struktur kuat
Mempunyai ped teguh, terkait lemah
dengan ped lainya. Jika direpih akan hancur membentuk suatu campuran : sedikit
ped patah dan sedikit atau tanpa ada bahan tidak teragregasi.
5. Peran struktur tanah
Lal ( 1979 ) mengemukakan bahwa
struktur tanah mempunyai peran sebagai regulator yang :
1.
Menyinambungkan arah ppipa yang
terbentuk dari berbagai ukuran pori-pori yang berinterkoneksi, stabilitas dan
durabilitasnya.
2.
Mengatur retensi dan pergerakan air
tanah
3.
Difusi gas dari dan atmosfer
4.
Mengontrol poliferasi (pertumbuhan) akar
dan perkembanganya.
Kemudian secara langsung atau tak
langsung terkait dengan :
5.
Erosi air atau angin
6.
Penggenangan dan aerasi tanah
7.
Stress tanaman akibat kekeringan
8.
Pelindian atau kehilangan hara-hara
tanaman, dan
9.
Temperature tanah
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Struktur tanah
merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat
dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana,
partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Struktur dapat
mulai berkembang dari butiran tunggal atau dari bentuk masif. Apabila berasal
dari butiran-butiran tungal, maka perkembanganya di mulai dari pengikatan
partikel-partikel tanah membentuk cluster ( gerombol ) yang kemudian menjadi
ped ( gumpal tanah). Tipe struktur tanah dapat dibedakan menjadi 4 yaitu : tipe
lempeng, tipe prismatic, tipe kubus, dan tipe butiran.
Kelas struktur
tanah menunjuk pada ukuran garis tengah rata-rata ped yang menjadi bagian
terbesar dari suatu bungkah tanah. Sebagai satuan klasifikasi, setiap kelas
struktur tanah mewakili suatu sub divisi taksonomik tipe struktur dan mewakili
suatu grup spesies suatu tipe struktur tertentu yang dicirikan oleh ped
berukuran setara. Mutu struktur tanah menunjuk pada martabat nisbi, yang
dikendalikan oleh kemantapan nisbi ped ( durabilitas ped ) dan oleh kemudahanya
untuk saling memisah ( adesivitas ped ). Durabilitas ped dikendalikan oleh
kekuatan adesi jarak primer didalam ped itu, sedangkan kemudahan pisah antar
ped dikendalikan oleh adesi atar ped bersebelahan. Jadi mutu struktur itu
dikendalikan oleh adesi antar ped dan kohesi diantara jarah-jarah dalam suatu
ped.
Daftar
pustaka
Ali hanavian kemas.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah Proses Genesa Dan Morfologi. Jakarta : CV. Rajawali
Jakarta.
http://digilib.unila.ac.id/12397/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
Komentar
Posting Komentar